Rekam Jejak Perjuangan Syeikh Asy-Syamsi Dari Kabupaten Nganjuk Jawa Timur




Syeikh Asy-Syamsi merupakan Cucu Ulama' besar dari Jawa yang bernama Syeikh Asy'ari dari pulau Jawa, dan Syeikh Asy'ari merupakan ulama' Jawa yang begitu agung namanya, bahkan pendiri organisasi terbesar di Nusantara NU merupakan putra beliau, dan kakak pendiri NU bernama Syeikh Arfiya' merupakan tokoh Ulama Jawa yang begitu mulia namanya di negeri Nusantara, khususnya masyarakat Nganjuk Jawa Timur.

Syeikh Arfiya' mempunyai putra Syeikh Munadi, dan Syeikh Munadi mempunyai putra Syeikh Asy-Syamsi, dan sampai saat ini kita kenal yayasan Asy-Syamsi yang merupakan salah satu Yayasan terbesar yang berada di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.

Perjalanan Syeikh Asy-Syamsi dalam mengenyam pendidikan agama Islam tak lepas dari ayahandanya dan para kakeknya yang begitu luar biasa dalam mendidik Syeikh Asy-Syamsi. Sehingga tak heran masa kecil Syeikh Asy-Syamsi sudah paham dalam Ilmu-Ilmu keagamaan, mulai dari Ayat-ayat Al-Qur'an dan berbagai Ilmu Hadits hingga berbagai kitab kuning Syeikh Asy-Syamsi paham betul teks maupun konteksnya.

Syeikh Asy-Syamsi di masa pendidikan selalu belajar "ngrekso ingsung" yaitu: suatu amalan menahan nafsu dari segala hal buruk di hati. Sehingga budi luhur Syeikh Asy-Syamsi sudah terlihat sejak kecil, begitu mulia budi luhurnya, dari situlah kelak Syeikh Asy-Syamsi menjadi orang tak asing lagi di telinga masyarakat Nganjuk Jawa Timur. Mengingat Syeikh Asy-Syamsi merupakan Wali agung yang sangat di hormati bagi masyakat tanah Jawa, khususnya masyarakat Nganjuk Jawa Timur.

Masa remaja Syeikh Asy-Syamsi sudah mengembara dalam menuntut Ilmu agama, begitu jenius Syeikh Asy-Syamsi dalam pengembaraan keilmuannya. Bahkan Syeikh Asy-Syamsi mampu membaca peluang dakwah yang jenius di masa itu. Karena dalam berdakwah Asy-Syamsi melalui pendekatan "Ngrekso ingsun". Dakwah metode ini merupakan dakwah yang sangat jenius, sebab terlebih dahulu memperbaiki diri sebelum mengajak orang lain. Mengingat dakwah ketika diri sendiri sudah baik. Maka secara tidak langsung orang lain akan meniru kebaikan orang tersebut.

Dakwah "Ngrekso ingsung" merupakan gagasan dakwah ampuh dari Syeikh Asy-Syamsi. Sehingga tidak heran di kala Syeikh Asy-Syamsi masih muda mampu memberikan penyegaran hati bagi masyarakat luas, bahkan banyak yang nyantri di pondok pesantren Asy-Syamsi di Dusun Surodadi, Desa Kedungrejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur.

Perjalanan Syeikh Asy-Syamsi dalam berdakwah "Ngrekso ingsun" merupakan sebuah gagasan yang luar biasa dan amalan "Ngrekso ingsun" banyak di adopsi oleh para sufi di kala itu, murid Syeikh Asy-Syamsi tidak hanya dari daerah Nganjuk Jawa Timur, tetapi dari berbagai daerah luar Nganjuk Jawa Timur banyak yang nyantri dan belajar keilmuan Islam kepada Syeikh Asy-Syamsi di daerah Nganjuk Jawa Timur. Sehingga syeikh Asy-Syamsi dalam perjuangan berdakwah sampai hari ini masih harum namanya, dan perjuangan Syeikh Asy-Syamsi di abadikan dengan pendirian "Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial" sebagai bentuk mengenang dan meneruskan perjuangan dari Syeikh Asy-Syamsi.

Perjuangan Syeikh Asy-Syamsi di tingkat Nasional tidak di ragukan lagi, beliau melakukan perlawanan terhadap penjajahan bangsa asing. Sehingga beliau menelurkan gagasan "Cinta Negeri harus di buktikan melalui melawan kedzaliman bangsa asing". Dari sinilah gagasan kebangsaan Syeikh Asy-Syamsi menjadi pelecut semangat para santri maupun pemimpin agama untuk melakukan perlawanan terhadap bangsa Belanda yang telah menjajah Indonesia berabad-abad lamanya.

Syeikh Asy-Syamsi merupakan pahlawan yang begitu agung dalam membela agama dan negara. Sehingga beliau mempunyai julukan "Sang penegak kebenaran dari timur". Sungguh kemuliaan Syeikh Asy-Syamsi menjadi jiwa para santri dalam mengarungi kehidupan beragama dan bernegara sebagai bentuk perjuangan yang tak dapat di pisahkan satu sama lain.

Perjuangan Syeikh Asy-Syamsi menjadi sumber jiwa masyarakat luas dalam menghadapi berbagai permasalahan kehidupan. Sehingga Syeikh Asy-Syamsi menjadi rujukan masyarakat luas dalam mencerna agama di tengah-tengah masyarakat. Bahkan masalah kenegaraan juga menjadi sumber rujukan, bahwa Syeikh Asy-Syamsi menolak segala bentuk imperialisme yang merugikan masyarakat Islam pada waktu itu. Sehingga tak jarang gagasan Syeikh Asy-Syamsi sangat membahayakan kaum imperialisme dalam setiap budi dan ucapan dari Syeikh Asy-Syamsi. Sehingga kaum imperialisme tidak nyaman gara-gara gagasan cerdas Syeikh Asy-Syamsi kala itu.

Kejeniusan Syeikh Asy-Syamsi tidak hanya masalah agama dan kenegaraan, tetapi Syeikh Asy-Syamsi juga pandai dalam membangun ekonomi. Sehingga tak heran berkat kejeniusan Syeikh Asy-Syamsi mampu membangun ekonomi yang berbasis keagamaan, melalui Pesantren-pesantren Syeikh Asy-Syamsi memberikan membelajaran mengenai, perdagangan, pertanian, dan peternakan kepada para santri. Sehingga dengan tanah yang di miliki Syeikh Asy-Syamsi yang begitu luas. Syeikh Asy-Syamsi mampu melakukan eksperimen dalam mewujudkan ketahanan pangan yang begitu luar biasa dan membanggakan perekonomian Masyarakat setempat waktu itu. Sehingga tak heran Ilmu ekonomi Syeikh Asy-Syamsi kemudian hari mendarah daging kepada putranya K.H. Shidiq yang luar biasa dalam membangun perekonomian yang sangat menakjubkan kala itu.

Hasil pertanian yang berlimpah dari masyarakat pribumi, tetapi fakta di lapangan dengan bea cukai yang tinggi dan perampasan paksa dari pemerintahan Belanda. Sehingga membuat kemiskinan masyarakat pribumi yang luar biasa, khususnya para petani. Dari sinilah Syeikh Asy-Syamsi melalui gerakan bawah tanah terus mendorong para santri untuk melawan kedzaliman. Sehingga rasa nasionalis para santri semakin membara untuk melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Hingga lambat laun bergeraklah hati para santri untuk menolak segala bentuk penjajahan.

Kini perjuangan Syeikh Asy-Syamsi menjadi catatan sejarah penting dalam perjalanan dakwah Islam, dan Syeikh Asy-Syamsi mempunyai gagasan "Ngrekso ingsun" dan juga gagasan perjuangan dalam membangun sebuah negara. Sehingga sudah sepatutnya kita sebagai penerus untuk terus memperjuangkan ajaran beliau dalam beragama maupun dalam bernegara.

Syeikh Asy-Syamsi menjadi catatan sejarah penting yang hadir di tengah-tengah masyarakat Nusantara, khususnya masyarakat Nganjuk Jawa Timur.

Demikian ulasan singkat dari kami "Team rekam jejak sejarah". Demi bintang dan langit, demi lautan dan daratan, demi gunung dan jurang. Bahwa kami bersaksi segala ciptaan hanya milik Allah yang Maha kuasa. Semoga kita selalu di beri hidayah kebenaran di hati maupun kebenaran di pikiran, Amin...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agama Mengkritisi Rasio

Mengatasi Islam Sesat

Zaman Tak Waras Memahami Islam