Mengelola Politik Islam di Kawasan Nusantara
By: Khoirul Taqwim
Politik Islam telah merasuk dalam ranah
berbagai sendi kehidupan masyarakat Nusantara. Sehingga terkadang membedakan
antara ajaran Islam dengan politik Islam terasa abu-abu. Kenapa bisa demikian?
Karena politik Islam hadir di tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat
Nusantara melalui berbagai celah, tidak hanya melalui kebiasaan masyarakat,
tetapi juga melalui beragam tafsir mengenai ajaran agama Islam. Nah! dari
sinilah politik Islam begitu kuat masuk dalam wilayah kawasan Nusantara,
tentunya mengingat cara politik Islam yang begitu halus menyusup dalam
sendi-sendi nafas di kawasan Nusantara.
Masyarakat Nusantara tidak sedikit yang
menganut ajaran agama Islam. Ketika kuantitas masyarakat Islam yang sungguh
luar bisa besarnya. Maka apabila politik Islam di kelola dengan baiik, tentunya
tidak kalah dengan politik sekuler, politik liberal, dan politik-politik
lainnya. Mengingat sebagian besar masyarakat Nusantara beragama Islam. Lalu muncul
pertanyaan seperti apa cara mengelola politik Islam di tengah-tengah realitas
kehidupan masyarakat Nusantara? Tentunya dengan cara memberikan pemahaman dalam
Ilmu-ilmu Islam, supaya masyarakat mengerti tentang ajaran Islam terlebih
dahulu. Ketika masyarakat sudah mengerti ajaran Islam dengan baik. Maka politik
Islam dapat di mainkan dengan perlahan-lahan dalam melakukan berbagai gerakan yang
halus tak terlihat, tetapi nampak suatu pergerakan masyarakat Nusantara mulai
berbondong-bondong menyetujui sebuah gagasan di dalam ajaran agama Islam,
padahal itu ajaran yang bersifat politis, tetapi seolah-olah menjadi fakta
dalam ajaran Islam.
Politik Islam tidak bisa di buat remeh. Karena
apabila politik Islam sudah masuk dalam wilayah keseharian masyarakat Nusantara.
Maka dapat di tebak politik Islam akan semakin kuat dan nampak kokoh dalam
pondasi yang penuh dengan politik-politik ke-agamaan.
Membangun politik Islam membutuhkan waktu,
pikiran maupun tenaga. Nah! ketiga inilah modal awal dalam membangun sebuah pondasi
politik Islam, supaya dapat di terima di tengah-tengah realitas kehidupan
masyarakat, apalagi kalau masyarakat sudah mempunyai pandangan politik yang
menolak tentang agama Islam yang masuk dalam ranah politik. Berangkat dari
sinilah membutuhkan waktu, pikiran dan tenaga yang tidak sedikit, tetapi
membutuhkan dorongan kesabaran yang luar biasa dalam mengelola politik Islam di
tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat.
Mengelola politik Islam di kawasan Nusantara
membutuhkan tiga modal yang penuh dengan kesabaran dan kehati-hatian. Karena
terkadang politik Islam belum bisa di terima sebagian masyarakat. Nah! dari
sinilah dibutuhkan paradigma pemahaman tentang politik Islam yang penuh dengan
kejelian dan ketepatan ketika menerapkan di dalam realitas kehidupan masyarakat
Nusantara. Lalu tiga modal mengelola politik Islam itu dengan jalan apa?
Tentunya dengan jalan di bawah ini.
1.
Mengelola politik Islam di kawasan
Nusantara membutuhkan waktu . Nah! dengan waktu inilah politik Islam Nusantara dapat
di kelola dengan baik dan tepat sasaran. Karena politik Islam membutuhkan waktu
dalam membangun masyarakat Nusantara, tentunya untuk masuk dalam ranah politik
praktis maupun politik teoritis dalam menerjemahkan tentang ajaran politik
Islam Nusantara.
2.
Mengelola politik Islam Nusantara
membutuhkan pikiran. Nah! pikiran merupakan suatu bahan yang sangat penting dalam
menerima gagasan maupun membentuk gagasan dalam mengelola politik Islam di
tengah-tengah realitas kehidupan masyarakat Nusantara.
3.
Mengelola politik Islam Nusantara
membutuhkan tenaga. Karena tenaga sangat urgen dalam mengelola politik Islam Nusantara
dan menjadi sumber energi yang dapat mengelola akan keberhasilan dalam
membangun politik Islam Nusantara. Maka dari itulah tenaga merupakan energi
yang sangat di butuhkan dalam menentukan sikap dan cara mengelola politik Islam
Nusantara secara benar dengan tujuan sebuah bangunan politik Islam Nusantara
yang kuat dan bermartabat.
Dengan tiga hal yakni: waktu, pikiran dan
tenaga inilah yang menjadi pondasi dasar dalam membangun politik Islam Nusantara
secara baik dan tepat sasaran, begitu juga atas kegagalan maupun keberhasilan membangun
politik Islam Nusantara tak lepas dari tiga hal tersebut. Maka semua
membutuhkan kerja keras dalam mengupayakan sebuah wujud politik Islam Nusantara
yang sesuai dengan angan-angan dan mimpi para pemikir politik Islam Nusantara itu sendiri.
Segala kebenaran tak lepas dari kehendak Allah
SWT. Maka untuk itulah aku berserah diri tanpa batas untuk mengabdi pada sang
maha pencipta langit maupun sang maha pencipta bumi. Semoga Allah SWT
memberikan cahaya rahmat kepadaku dimana saja saya berada, Amin..........
Komentar