Mengenang Bunda Pada Malam Takbir di Tengah Pandemi


By: Gus Wim

Malam takbir menggema seantera
Hari kemenangan telah tiba
Suasana begitu berbeda
Saat Bunda masih bernafas dua tahun silam
Rasa hati pada malam ini
Untuk terus selalu berusaha mengagungkan Asma Ilahi
Dia begitu penyayang
Pada hamba yang beriman
Dia Maha hidup
Dia maha segala kuasa

Pada malam takbir di tengah pandemi
Terasa berbeda rasa lebaran tahun ini
Di banding lebaran dua tahun silam
Karena Covid membuat beda keadaan
Semua terasa asing
Tetapi semua harus di jalani dengan keikhlasan
Penuh kesabaran kemanusiaan

Waktu dua tahun silam
Pada waktu lebaran
Oncor-oncor di nyalakan
Dari desa hingga pojok-pojok kota
Begitu istimewa penuh warna di sepanjang jalan
Namun pada malam takbir di masa pandemi ini
Terasa hatiku ada yang hilang
Iya! Aku teringat Bunda tercinta
Saat menjelang malam takbir datang
Beliau Bunda selalu sibuk mempersiapkan diri
Untuk esok lusa dalam menyambut hari yang fitri
Nampak jelas ingatanku
Saat Bunda mulai memasak air rebus
Hingga memasak nasi lauk
Untuk hari esok, hari kemenangan telah tiba
Bunda juga mulai terlihat menata jajanan
Untuk persiapan besok
Namun kini suara deru Bunda sudah tiada
Bersama nafas terakhir Bunda dua tahun silam

Bunda
Malam takbir ini
Aku berusaha tak meneteskan air mata
Namun tak terasa di celah-celah kelopak mataku
Saat mendengar takbir menggema di langit biru
Terasa hati tak kuat menahan air di kelopak mata
Semakin kutahan, semakin kuat mengalir
Laksana tsunami menghembus di daratan
Sampailah pada titik terakhirku berusaha untuk menahan
Namun akhirnya air mataku tumpah jua
Jatuh di malam takbir di masa pandemi
Sungguh Bunda Aku mengenangmu begitu sempurna dalam ingatanku

Pada malam takbir di tengah pandemi
Aku mengenang Bunda
Bersama sajak-sajakku
Yang telah lama terpaku
Membeku dalam keheningan malam
Bersama takbir yang penuh haru biru
Sajakku mencoba menggores sebuah kata
Mengumpulkan sebuah bahasa
Untuk mengenang keadaan Bunda dua tahun silam
Hingga kututup sebuah do'a
Semoga Bunda damai selalu disana
Amin.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Agama Mengkritisi Rasio

Mengatasi Islam Sesat

Zaman Tak Waras Memahami Islam