Malam di Jalur Gaza

By: Gus Wim


Aku masih di jalur Gaza ini malam

Antara reruntuhan gedung dan kepulan asap membumbung tinggi

Terdengar keras suara anak-anak menjerit

Terdengar para lansia dan wanita mulai melindungi anak cucunya

Dari kobaran roket dan rudal yang engkau luncurkan menuju jalur Gaza


Jalur Gaza ini malam

Anak-anak dan para wanita hamil mulai menghembuskan nafas terakhir ini malam

Antara rudal dan roket menghujani Kota malam ini

Kota di jalur Gaza menjadi api

Aku masih disini di jalur Gaza diam tanpa perlawanan

Engkau menghujani aku seribu peluru sekalipun

Aku tetap diam disini

Tak kan lari di jalur Gaza 

Bagiku kematian itu lebih indah di banding aku harus lari di jalur Gaza ini malam 


Aku diam tanpa perlawanan di jalur Gaza

Engkau boleh saja menghabisi tubuhku dan menghancurkan jasadku ini malam 

Menguburku dan membakar ku di reruntuhan bersama gedung-gedung di jalur Gaza

Seperti kisah Nabi Ibrahim yang engkau bakar hidup-hidup tanpa perlawanan

Malah Ibrahim mendo'akanmu

Semoga engkau segera bertaubat dari bentuk keserakahan yang fana

Begitu juga aku malam ini di jalur Gaza

Tetap mendo'akanmu 

Semoga engkau segera mendapat hidayah dari Allah atas segala keserakahan


Aku tetap di jalur Gaza ini malam

Puaskan nafsu Iblismu

Seperti Fir'aun dan Dajjal

Engkau membakar seluruh Kota di jalur Gaza menjadi abu

Namun aku malah berpikir kasihan denganmu

Begitu serakahkah engkau atas nama dunia, kedudukan, jabatan, hingga engkau membunuh sesama tanpa belas kasihan

Anak-anak engkau bakar melalui tembakan-tembakanmu

Para Wanita engkau hancurkan tubuhnya dengan roket-roketmu

Sungguh ambisi kuasamu selaksa Fir'aun yang ingin menghabisi Musa dan Yahya

Sungguh engkau dalam kesesatan yang senyata-nyatanya

Semoga Allah membuka hati dan pikiranmu 

Aku hidup bersama kehendak dan ketetapan Ilahi

Aku masih di jalur Gaza ini malam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Silsilah Mulia Syeikh Asy-Syamsi

Rekam Jejak Perjuangan Syeikh Asy-Syamsi Dari Kabupaten Nganjuk Jawa Timur

Syeikh Munadi Cerita Rakyat dari Nganjuk Jawa Timur